Pertanyaan demi pertanyaan yang datang kian menusuk sekaligus membuat lapar. Sakit, namun ingin sekali ku penuhi hasrat itu. Semakin aku banyak mendapatkan jawaban, semakin dalam pula ribuan pertanyaan yang akan aku tuliskan.
Adalah dimana ketika aku menganggap aku benar, namun jangan-jangan ini hanyalah egoku yang membenarkan, bukankah Dia Maha Segalanya? Termasuk Maha Menutup Hati, Maha Menyesatkan, dan Maha Lainnya.
Aku mulai memberanikan diri, membuka diri, dengan sifat sok akrab, aku mencari bimbingan, guru, mencari teman, sahabat, kakak, mentor, atau siapapun yang mau membimbingku. Sedari awal yang aku takutkan adalah, Dia telah menyesatkanku.
Kutanyakan tentang hikmah hidup, jika benar bersemayam dalam diri, namun mengapa aku terlalu lapar untuk mencari.
Diskusi demi diskusi, tema apapun yang kurasa berkenan dengan itu, akan kujalani.
Engkau, begitu dekatnya denganku, mungkin karna itu Kau memberikan Candaan-Candaan hidup agar aku tau apa arti kemanusiaan. Kau mungkin sengaja menetapi diri semua aku, karna sifatku yang pelupa sehingga walaupun terlalu terlena mengenal semua yang ada di bumi, sesekali kau tegur kami yang sebenarnya adalah milikMu.
Aku sering lupa diri dengan semuanya, kepasrahan ini seringkali kulupakan. Aku pasrah, namun risau. Karena bukahkah sumpahku, aku, seluruh milikku hanyalah bergantung padaMu.
Bimbinglah aku.
Jangan Kau tutupi hatiku. Jangan Kau gelapkan mataku.
Aku adalah obsesi ketidak pastian yang mungkin mereka amini.
Sekali lagi, inikah candaanMu? Memberikan semangat sekaligus banal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar